Salah satu strategi BNN adalah melakukan pendekatan soft power approach dan pencegahan. Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan bahwa jalur narkotika, khususnya yang mengandung metamfetamin (sabu), berasal dari Malaysia dan melewati Kalimantan Utara. “Salah satu bentuk strategi dari BNN yakni melakukan upaya – upaya soft power approach dan prevention,” kata Petrus di Tarakan.
Dia juga mengungkapkan bahwa BNN telah berhasil menekan peredaran gelap narkotika dari 1,95 persen nilai prevalensi pada tahun 2021 menjadi 1,73 persen dalam dua tahun terakhir. Selain itu, prevalensi di kalangan pelajar dan mahasiswa juga berhasil menurun dari 1,83 persen menjadi 1,36 persen.
BNN juga melaksanakan upaya soft power approach dan prevention melalui pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi tidak hanya di pusat, tetapi juga di jajaran BNNP. Petrus juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, Rektor UBT atas penerimaan yang luar biasa dan animo masyarakat serta animo mahasiswa -mahasiswi. Selain itu, kerja sama semua pemangku kepentingan dengan BNNP Kaltara menurutnya sangat luar biasa.
Terkait dengan rehabilitasi inap di Kaltara, Kepala BNN mengatakan bahwa dalam undang-undang kesehatan sudah diatur bahwa setiap rumah sakit ada 10 persen ruangan sakit jiwa bisa digunakan, namun dalam pelaksanaannya masih sulit. Petrus berharap bahwa hal ini dapat diperbaiki di masa depan.