Portal Berita dari portalmetrotv berisi kumpulan berita online terbaik di indonesia
Berita  

Kepala BNPT Mendorong Mahasiswa Meneladani Pahlawan dan Meningkatkan Rasa Kebangsaan

Kepala BNPT Mendorong Mahasiswa Meneladani Pahlawan dan Meningkatkan Rasa Kebangsaan

Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengajak mahasiswa meneladani semangat dan daya juang para pahlawan, sekaligus meningkatkan pendidikan kebangsaan dalam rangka membangun ketahanan nasional.

“Apa alasan mengapa pendidikan kebangsaan itu penting kaitannya dengan pencegahan ideologi radikalisme dan terorisme. Pertama, radikalisme dan terorisme tidak sesuai dan mengancam keutuhan NKRI. Kedua, radikalisme dan terorisme merusak peradaban umat manusia dan merobek humankind (umat manusia),” kata Rycko sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Hal ini disampaikan dalam kuliah umum tentang Pencegahan Paham Radikal Terorisme dalam Rangka Memperingati Hari Pahlawan 2023 di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat.

Menurutnya, radikalisme dan terorisme mengajarkan kekerasan, kebiadaban, dan merusak peradaban karena menghancurkan manusia yang sudah mempunyai adab. Mereka, kata Rycko, hidup dengan barbar, sebab yang kuat akan menang, tidak menghargai perempuan, dan membenarkan apa pun atas nama agama.

Kepala BNPT menjelaskan bahwa pihaknya bersama sejumlah peneliti telah meneliti tren sikap toleransi siswa dari tahun ke tahun, dan hasilnya terjadi migrasi signifikan di antara para remaja SMA di antara 2016–2023.

Di sisi lain, Rycko juga menjelaskan pola serangan terorisme di Indonesia telah berubah. Dari 2018–2023, terjadi penurunan open attack (serangan terbuka) karena masifnya penindakan dari Densus 88. Kemudian, karakter generasi muda yang tidak menyukai kekerasan, di samping kekerasan yang sudah tidak populer di kalangan remaja.

Oleh karena itu, ucap Rycko, para radikal teroris mengubah pendekatan dari hard approach (pendekatan keras) menjadi soft approach (pendekatan lunak), yaitu gerakan di bawah tanah secara sistematis, terstruktur, dan masif.

Rycko mengingatkan tiga kelompok rentan tersebut agar jangan sampai terpapar karena mereka merupakan generasi penerus bangsa.

“Jika ketiga kelompok ini menjadi intoleran, dapat dibayangkan dapat terjadi banalisasi bangsa, konsep kebangsaan yang dibangun dari persatuan dan perbedaan ini selesai. Ini yang saya katakan jika ingin mengakhiri bangsa Indonesia,” tegas Rycko.

Kepala BNPT berpesan kepada para mahasiswa dan civitas Unsoed untuk membangun kesadaran bersama tentang segala bahaya laten ideologi kekerasan. Ia mengimbau mahasiswa untuk melapor kepada pihak berwenang, jika menemukan kajian yang mengajarkan kekerasan dan intoleran.

Exit mobile version