Inovasi UGM: Sapi Gama Capai Bobot 900 kg!

Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil mengembangkan sapi baru yang diberi nama Sapi Gama, singkatan dari sapi “gagah dan macho”. Sapi ini merupakan hasil inovasi genetik yang diakui oleh Kementerian Pertanian sebagai rumpun sapi pedaging baru di Indonesia. Peresmian penemuan ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 840/Kpts/HK.150/M/09/2025 dan diserahkan oleh Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono bersama Bupati Bogor Rudy Susmanto. Kolaborasi pengembangan sapi dilakukan antara Fakultas Peternakan UGM, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan University of Liege, Belgia.

Sapi Gama merupakan hasil persilangan tiga jenis sapi unggulan, yaitu Belgian Blue asal Belgia, Wagyu, dan Brahman. Ketiga jenis sapi tersebut dipilih dengan teliti oleh para peneliti. Induk Belgian Blue memiliki tubuh besar dan berotot, sapi Wagyu unggul dalam dagingnya yang lembut dan bercita rasa tinggi, sementara sapi Brahman memiliki adaptasi baik terhadap iklim tropis. Sapi Gama memiliki keunggulan berupa berotot ganda dan menghasilkan daging berkualitas premium. Dengan usia 30 bulan, sapi Gama dapat mencapai bobot 700-800 kilogram dan memiliki persentase karkas mencapai 65-68%, lebih tinggi dari sapi lokal lainnya.

Penelitian terhadap sapi Gama dilakukan selama 13 tahun oleh tim peneliti yang berhasil menciptakan sapi lokal unggulan dengan kelebihan dibandingkan sapi lainnya. Sapi Gama diberi pakan khusus berbahan dasar limbah pertanian selama pengembangan untuk mendukung pertumbuhannya. Diharapkan bahwa sapi ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi daging nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor daging di masa mendatang. Proses pengembangannya dilakukan di lokasi utama di Sleman, Yogyakarta, dan Klaten, Jawa Tengah.

Source link