Berita  

Prabowo Tunjuk Djamari sebagai Menko Polkam: Analisis Senioritas Militer

Penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam oleh Presiden Prabowo Subianto menarik perhatian Indonesia Strategic & Defence Studies (ISDS) terutama terkait isu senioritas dan hubungan personal di balik penunjukan tersebut. Menurut peneliti ISDS Edna Caroline, penunjukan ini mencerminkan pentingnya senioritas dalam tradisi militer. Posisi Menko Polkam sebagai koordinator menuntut sosok yang senior, dan dengan pemberian jabatan Jenderal Kehormatan kepada Djamari, ia kini memiliki otoritas untuk mengkoordinasi TNI, Polri, dan Kementerian Pertahanan.

Selain itu, penunjukan Djamari juga menunjukkan bahwa Prabowo tetap mengutamakan pengalaman dan hubungan personal di masa lalu daripada dendam. Edna juga membahas hubungan antara Prabowo dan Djamari, mengungkap bahwa keduanya memiliki kedekatan sejak masa Akabri tahun 1970-an. Meskipun sempat berada di sisi yang berbeda setelah reformasi, Djamari akhirnya bergabung dengan Gerindra, menunjukkan rekonsiliasi personalnya dengan Prabowo.

Edna juga memberi catatan bahwa lingkungan Polkam dengan kehadiran Prabowo, Djamari, dan Sjafrie sebagai teman lama, mungkin tidak akan ada perbedaan pendapat dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait Polkam. Namun, ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dan diskusi dalam proses pengambilan keputusan, terutama karena ketiganya berasal dari kalangan militer angkatan 70-an yang masih dianggap memiliki mindset dan budaya dari masa itu. Kehadiran Budi Gunawan sebelumnya sebagai Menko Polkam memberikan perspektif berbeda karena latar belakangnya sebagai purnawirawan Polri. Serta diharapkan proses pengambilan keputusan di bidang Polkam tidak hanya didominasi oleh satu sudut pandang semata.

Source link

Exit mobile version