Beberapa pekan terakhir, media sosial dan portal berita dipenuhi dengan berita negatif, mulai dari banjir di Bali, konflik politik, hingga masalah ekonomi. Pembaca terus menerus terpapar berita-berita yang bisa mengakibatkan kecemasan berlebih dan depresi. Fenomena ‘doomscrolling’ atau kebiasaan membaca berita negatif tanpa henti ini dapat membuat seseorang merasa stres dan tidak berdaya. Seorang profesor ilmu psikologi, Matthew Price, mengatakan bahwa akses terus menerus terhadap berita buruk bisa berdampak serius terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat kecemasan, depresi, atau PTSD, karena kondisinya bisa memburuk akibat paparan tersebut.
Kebiasaan doomscrolling juga dapat memicu stres fisik yang berdampak buruk bagi kesehatan. Paparan berita traumatis secara berulang kali dapat meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan hormon stres dalam tubuh. Untuk mengatasi dampak negatif dari doomscrolling, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membatasi diri dalam membaca berita. Bisa dengan menetapkan jadwal khusus untuk membaca berita agar tidak terlalu terpapar informasi negatif.
Selain itu, diversifikasi sumber berita juga penting untuk menghindari informasi yang monoton. Memilih sumber berita yang terpercaya dan seimbang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari doomscrolling. Fokus pada berita atau aktivitas yang positif juga bisa menjadi cara efektif untuk melindungi diri dari dampak buruk doomscrolling. Temukan hobi, habiskan waktu dengan orang terdekat, atau lakukan kegiatan fisik untuk mengalihkan perhatian dari berita negatif dan menjaga kesehatan mental.
Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, kita dapat melindungi diri dari dampak negatif doomscrolling dan menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.gunakan h2 tag dan h3 tag sesuai topikyang sesuai agar pengguna tertarik dan tidak bosan membaca.