Perkembangan otak pada masa remaja merupakan tahap yang sangat penting karena rentan terhadap pengaruh eksternal, terutama dari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan otak secara fisik, tetapi juga memberikan dampak serius terhadap fungsi otak yang sedang mengalami masa perkembangan. Otak remaja tidak sepenuhnya berkembang, proses ini baru selesai pada usia sekitar 25 tahun. Konsultan Layanan Neurologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KKH Tan Shan-Shan menjelaskan bahwa terdapat banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa perkembangan otak terus berlanjut hingga dewasa.
Proses yang lambat dan stabil ini memungkinkan otak untuk berubah dan membangun koneksi baru seiring pengalaman dan pembelajaran keterampilan baru. Hal ini berpengaruh pada bagaimana kita merespons tuntutan fisik dan kognitif di sekitar kita. Pematangan otak berkaitan dengan pengembangan koneksi, struktur, dan fungsi otak, termasuk sirkuit saraf yang memungkinkan otak untuk mengolah informasi dan mengendalikan perilaku. Area kortex prefrontal, yang bertugas dalam pengambilan keputusan, pengendalian diri, dan proses belajar, terus berkembang hingga usia pertengahan dua puluhan.
Pada usia remaja, area kortex prefrontal masih sangat rentan terhadap pengaruh zat negatif seperti nikotin dan alkohol. Paparan dini terhadap zat ini dapat mengganggu proses pembentukan jalur saraf, yang berdampak pada fungsi kognitif dan emosi. Konsumsi alkohol oleh remaja dapat mengganggu komunikasi antar sel otak, mempengaruhi keseimbangan, daya ingat, kemampuan bicara, dan pengambilan keputusan. Akibatnya, konsumsi alkohol pada remaja dapat mengganggu fungsi otak jangka panjang, dengan potensi merusak struktur otak dan menyebabkan perubahan perilaku di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahaya merokok dan mengonsumsi alkohol pada usia remaja agar dapat mencegah dampak negatifnya terhadap kesehatan otak dan perkembangan otak secara keseluruhan.