Cacing Kremi: Bahaya atau Tidak? | tempo.co

Cacing kremi adalah parasit kecil berwarna putih yang sering ditemukan di usus manusia, dengan ukuran sekitar 1 sentimeter. Infeksi cacing kremi, atau yang dikenal sebagai enterobiasis, biasanya terjadi pada anak-anak namun juga bisa menyerang orang dewasa. Meskipun tidak dianggap berbahaya, gejala infeksi cacing kremi bisa menyebabkan ketidaknyamanan, terutama rasa gatal di area anus pada malam hari.

Gejala paling umum dari infeksi cacing kremi adalah rasa gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari ketika cacing betina keluar untuk bertelur. Selain itu, penderita juga bisa mengalami nafsu makan menurun, kesulitan tidur, atau bahkan melihat cacing dewasa pada feses. Infeksi juga bisa menyebabkan rasa gatal di vagina pada perempuan.

Cacing kremi menular melalui telur cacing yang kecil dan lengket. Telur bisa menempel di jari, kuku, makanan, mainan, sprei, pakaian, bahkan debu di ruangan. Penularan dapat terjadi di rumah, sekolah, atau tempat penitipan anak. Diagnosa infeksi cacing kremi bisa dilakukan dengan melihat cacing kecil putih di feses atau anus, atau melalui ‘sticky tape test’.

Pengobatan infeksi cacing kremi biasanya dilakukan dengan obat antiparasit seperti pyrantel pamoate atau albendazole. Disarankan agar seluruh anggota keluarga melakukan pengobatan, bahkan jika tidak menunjukkan gejala. Penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan untuk mencegah penularan kembali. Meskipun infeksi cacing kremi jarang menyebabkan komplikasi serius, tetaplah waspada terhadap rasa gatal yang berkepanjangan agar bisa segera ditangani dan dicegah risiko komplikasi lebih lanjut.

Source link

Exit mobile version