Kanker sel-sel pembunuh yang sangat agresif dapat menembus penghalang cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang yang membuat pengobatan kanker melalui obat yang diminum menjadi sulit. Namun, terdapat metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi ini, yaitu kemoterapi intratekal. Menurut WebMD, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tiga lapisan jaringan yang disebut meninges. Di antara dua lapisan ini terdapat cairan serebrospinal atau CSF yang membentuk ruang intratekal. Kemoterapi intratekal umumnya digunakan untuk mengobati kanker yang melibatkan otak, sumsum tulang belakang, atau memiliki risiko tinggi untuk menyebar ke sana, seperti leukemia dan limfoma. Proses pengobatan ini melibatkan pemberian obat antikanker ke dalam ruang intratekal melalui pungsi lumbal atau spinal tap.
Kemoterapi intratekal juga dapat menjadi opsi pengobatan jika sel kanker telah menyebar ke dalam CSF. Pasien yang menjalani prosedur ini biasanya berbaring miring dan diberikan obat bius sebelum obat dimasukkan ke dalam CSF. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 30 menit, diikuti dengan waktu istirahat agar obat dapat meresap dengan baik. Untuk pasien yang membutuhkan dosis atau pengobatan jangka panjang, mungkin direkomendasikan untuk menggunakan implan seperti reservoir Ommaya yang terhubung ke ruang intratekal untuk meminimalkan jumlah pungsi lumbal yang diperlukan.
Jalannya kemoterapi intratekal hampir sama dengan pengobatan infus pada bagian tubuh lainnya. Meskipun prosedur ini dapat meminimalkan ketidaknyamanan bagi pasien, tetapi seperti prosedur operasi lainnya, terdapat risiko infeksi yang perlu diperhatikan. Dengan pemahaman yang tepat mengenai kemoterapi intratekal, pasien dapat memperoleh pengobatan yang efektif dan sesuai untuk mengatasi kanker yang berkaitan dengan otak dan sumsum tulang belakang.