Penyebab dan Gejala Batuk Rejan: Temukan Penyebabnya!

Kasus batuk rejan atau pertusis mengalami lonjakan signifikan di Jepang, mencapai 43.728 kasus pada tahun 2025, berdasarkan laporan Kyodo News. Jumlah ini lebih dari sepuluh kali lipat dari tahun sebelumnya, yang mencatatkan 4.000 kasus menurut lembaga penelitian kesehatan nasional Jepang. Institut Keamanan Kesehatan Jepang mencatatkan jumlah kasus yang dilaporkan oleh rumah sakit dan klinik mencapai rekor mingguan 3.578 kasus untuk pekan yang berakhir pada 6 Juli. Ini merupakan angka tertinggi sejak survei dilakukan pada tahun 2018. Batuk rejan atau pertusis merupakan infeksi saluran akut yang menular dengan masa inkubasi tujuh hingga sepuluh hari. Infeksi ini terjadi di saluran pernapasan dan menyebabkan batuk yang parah serta bisa menyebabkan muntah. Bakteri Bordetella pertussis adalah penyebab utama batuk rejan, dan penularannya dapat melalui bersin, batuk, atau sentuhan permukaan yang terinfeksi. Gejala batuk rejan biasanya mulai muncul dalam 5 hingga 10 hari setelah terpapar, namun terkadang dapat muncul hingga tiga minggu kemudian. Gejala awalnya mirip dengan pilek, demam ringan, dan batuk, dengan bayi yang terinfeksi memerlukan perawatan medis segera. Batuk rejan dapat menyerang semua usia dari bayi hingga lansia, dan bisa menyebabkan komplikasi serius. Sesuai dengan situs web MedlinePlus dan Cleveland Clinic, pertusis sangat menular, dan sebaiknya diwaspadai untuk mencegah penyebarannya.

Source link

Exit mobile version