Berita  

Maraton Stafsus Nadiem: Kasus Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun

Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah memeriksa tiga staf khusus yang terkait dengan eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,9 triliun periode 2019-2023. Pemeriksaan dilakukan untuk memahami peran ketiga orang tersebut dalam proyek tersebut yang melibatkan pengadaan laptop berbasis Chromebook. Diantara mereka adalah Fiona Handayani, mantan staf Nadiem dalam bidang isu-isu strategis, dan Ibrahim Arief yang merupakan konsultan teknologi. Namun, satu nama lainnya, Jurist Tan, mangkir dari panggilan pertama pemeriksaan dan mengajukan penjadwalan ulang.

Penyidik juga telah melakukan penggeledahan terhadap apartemen Fiona di Kuningan Place serta apartemen Jurist di The Orchard Satrio, Ciputra World 2. Hingga saat ini, Kejagung telah memeriksa total 28 saksi termasuk ketiga mantan pembantu Nadiem, namun belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Dalam hal ini, Nadiem telah memberikan penjelasan terkait program pengadaan laptop Chromebook yang diusut oleh Kejagung, mengklaim bahwa proses pengadaan telah melibatkan beberapa lembaga negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memastikan kepatuhan pada peraturan yang berlaku.

Nadiem juga menyatakan tujuan dari program pengadaan laptop Chromebook adalah untuk mitigasi risiko pandemi Covid-19 dan mencegah learning loss pada masa pandemi. Beliau menjelaskan bahwa tim di Kemendikbudristek melakukan kajian mengenai perbandingan antara Chromebook dan sistem operasi lainnya, di mana ChromeOS dinilai memiliki harga yang lebih murah dan gratis. Selain itu, Nadiem juga menjelaskan bahwa proses pengadaan laptop di masa jabatannya tidak ditargetkan untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Dengan demikian, dalam kasus ini, penyidik mencurigai adanya pemufakatan jahat dalam proyek pengadaan laptop Chromebook, dimana hasil uji coba pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan Chromebook tidak efektif untuk sarana pembelajaran. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari kasus tersebut yang sedang diteliti oleh Kejagung untuk mengungkap kebenaran dan menentukan langkah selanjutnya.

Source link

Exit mobile version