6 Risiko Kesehatan Mengonsumsi Jeroan Berlebihan | Tempo.co

Hari Raya Kurban baru saja berlalu, tinggalah kenangan akan santapan lezat dari daging kambing atau sapi yang mungkin masih tersisa di kulkas Anda. Namun, tahukah Anda tentang bahaya mengonsumsi terlalu banyak jeroan (organ dalam hewan) dari hewan tersebut?

Jeroan merujuk pada bagian organ dalam hewan yang sering dijadikan hidangan lezat, seperti lidah, babat, usus, hati, paru-paru, jantung, limpa, dan otak. Meskipun rasanya tak dapat disangkal enak, konsumsi jeroan dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Namun, jeroan juga memiliki manfaat kesehatan ketika dikonsumsi dalam porsi yang tepat, karena mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin A, B, D, E, K, serta mineral seperti zat besi, magnesium, selenium, dan zinc.

Meskipun kaya akan nutrisi, jeroan juga memiliki risiko kesehatan tertentu. Contohnya, jeroan mengandung tinggi kolesterol, terutama pada bagian otak, hati, dan ginjal. Konsumsi kolesterol berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Selain itu, jeroan juga mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, sehingga penderita asam urat disarankan untuk membatasi konsumsi jeroan.

Selain itu, komponen toksin dalam organ hewan seperti hati dan ginjal mungkin masih ada, bahkan setelah hewan tersebut disembelih. Konsumsi jeroan berlebihan juga dapat menyebabkan kelebihan vitamin A, yang berpotensi merugikan kesehatan. Untuk itu, penting untuk mengonsumsi jeroan dalam porsi yang seimbang dan sehat, serta memperhatikan asupan nutrisi lainnya dalam makanan sehari-hari. Disarankan juga untuk menghindari alkohol, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh, serta memilih lemak tak jenuh saat memasak. Dengan begitu, manfaat nutrisi dari jeroan tetap bisa dinikmati tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang berlebihan.

Source link

Exit mobile version