Mengapa Pengobatan TBC Harus Konsisten?

Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pengobatan TBC memerlukan konsistensi dan ketelatenan karena harus dilakukan tanpa henti selama berbulan-bulan. Obat TBC tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena kemampuan bakteri penyebab TBC untuk beradaptasi dan menjadi resisten terhadap obat. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya, bakteri TBC dapat kembali aktif dan menyebabkan gejala yang lebih parah.

Dokter spesialis anak, Rina Triasih, menjelaskan bahwa pengobatan TBC biasanya berlangsung antara enam bulan hingga 12 bulan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Namun, banyak pasien cenderung menghentikan pengobatan setelah merasa sedikit membaik, tanpa menyadari risiko resistensi obat yang dapat terjadi. Hal ini bisa menyebabkan TBC menjadi lebih sulit ditangani dan memperpanjang proses pengobatan.

Dalam mengatasi resistensi obat TBC, beberapa kasus memerlukan pengobatan yang lebih intensif seperti suntikan harian selama enam bulan. Meskipun demikian, ada pengobatan TBC yang kebal obat dalam bentuk obat minum yang tersedia sekarang, meskipun dengan efek samping yang lebih berat dan durasi pengobatan yang lebih panjang. Untuk mencegah penularan TBC, vaksin BCG dianjurkan bagi anak-anak, dan obat pencegah TBC disarankan bagi mereka yang berisiko tinggi terinfeksi TBC.

Penting bagi penderita TBC dan masyarakat umum untuk memahami pentingnya menjalani pengobatan secara teratur dan lengkap, serta untuk mencegah resistensi obat dengan tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi dan pengobatan pencegahan juga perlu ditingkatkan untuk mengendalikan penyebaran penyakit TBC.

Source link

Exit mobile version