Mengapa Pengobatan Kanker Pankreas Sulit di Stadium Dini?

Kanker pankreas merupakan penyakit yang sulit untuk dideteksi pada stadium dini, seperti diungkapkan oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo. Menurutnya, kebanyakan kasus kanker pankreas ditemukan pada stadium tinggi, yaitu stadium 3 dan 4. Metode deteksi dini untuk kanker pankreas juga tidak banyak dan belum populer. Hal ini berbeda dengan beberapa kanker lain yang memiliki metode deteksi dini seperti mamografi untuk kanker payudara atau Pap smear untuk kanker serviks. Gejala umum kanker pankreas seperti sakit perut sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Faktor lingkungan, pola makan, dan diabetes juga berhubungan dengan risiko kanker pankreas.

Pada acara Siloam Oncology Summit ke-5 yang diadakan di Jakarta, terdapat pembahasan penting seputar kanker pankreas. Pengobatan kanker pankreas dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti operasi, radioterapi, chemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Pada stadium dini, masih ada harapan untuk mengendalikan kanker pankreas. Namun, pada stadium lanjut, pilihan pengobatan menjadi terbatas untuk meringankan penderitaan.

Inovasi terkini di bidang pengobatan kanker pankreas juga dibahas dalam acara tersebut. Teknologi seperti ERCP dan EUS digunakan untuk membantu meringankan penderita kanker pankreas tanpa harus melakukan operasi besar. Inovasi endoskopi juga memberikan pilihan yang lebih minimal invasif untuk pasien kanker pankreas, terutama pada stadium lanjut. Terapi radioisotop seperti PRRT juga menjadi topik pembicaraan penting dalam mengobati tumor neuroendokrin terkait kanker pankreas.

Acara Siloam Oncology Summit ke-5 memberikan wadah bagi para ahli kesehatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait penanganan kanker, termasuk kanker pankreas. Melalui pertemuan ini, diharapkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker pankreas dapat terus meningkat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Source link

Exit mobile version