Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Science and Medicine in Sport menyoroti pentingnya asupan lemak, kalori, dan serat dalam mencegah cedera bagi pelari jarak jauh. Para peneliti menemukan bahwa pola makan atlet memainkan peran kunci dalam menentukan risiko cedera, berdasarkan studi yang melibatkan hampir 6.000 pelari yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelari wanita yang mengalami cedera cenderung mengonsumsi kalori dan lemak lebih sedikit daripada mereka yang tidak cedera. Begitu juga dengan serat, di mana pelari yang cedera memiliki asupan serat yang lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang tidak cedera. Namun, konsumsi protein, alkohol, karbohidrat, dan kalsium tidak berpengaruh pada risiko cedera.
Erin Colebatch, seorang ahli diet terakreditasi, menyatakan bahwa nutrisi harus dipandang sebagai bagian penting dari upaya pencegahan cedera bagi pelari. Sementara itu, Dr. Sarah Merrill menekankan pentingnya asupan lemak dalam mendukung kesehatan tulang dan otot, serta menjaga keseimbangan mikrobioma usus untuk mengurangi peradangan.
Dalam upaya meminimalkan risiko cedera, penting bagi pelari untuk memilih makanan yang seimbang, mengandung kalori yang cukup, lemak sehat, karbohidrat kaya serat, dan protein yang mencukupi. Selain itu, suplemen juga dapat membantu mengisi kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Asosiasi Ahli Gizi Olahraga dan Performa Amerika merekomendasikan agar asupan harian pelari terdiri dari 50-65% karbohidrat, 20-35% lemak, dan 10-20% protein, sesuai dengan tujuan dan tingkat aktivitas mereka. Semua ini bertujuan untuk mendukung pemulihan yang optimal dan mengurangi risiko cedera. Jadi, mengatur pola makan yang tepat adalah langkah penting bagi para pelari untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan performa mereka.