Acara kedua diisi oleh Ustaz Abdul Somad yang memberikan pandangan Islam yang mendalam dan relevan. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, UAS menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an, pohon diibaratkan sebagai simbol iman yang kokoh. Menurutnya, iman itu seperti pohon dengan akar yang kuat, cabang yang tegak, dan buah yang memberikan manfaat. Ia juga menyoroti pentingnya menanam pohon sebagai bentuk sedekah yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah kita meninggal dunia.
Dalam paparannya, UAS juga menekankan bahwa pertobatan dari perusak alam harus ditunjukkan melalui tindakan nyata, bukan hanya dalam kata-kata. Menjaga alam merupakan bagian dari iman dan kebudayaan Melayu yang mulia. Kapolda Riau juga menyampaikan harapannya agar acara ini tidak hanya berhenti pada diskusi semata, tetapi menjadi awal dari gerakan nyata untuk menjaga lingkungan sebagai bentuk ibadah, akhlak, dan peradaban.
Acara tersebut diselenggarakan dengan hangat dan meriah, dengan tambahan pantun-pantun Melayu dan humor cerdas dari kedua narasumbernya. Kehadiran beragam kalangan, mulai dari mahasiswa, tokoh adat, komunitas bikers, hingga pejabat utama Polda Riau, membuat acara ini menjadi lintas generasi dan latar belakang yang menginspirasi. Tutup acara dilakukan dengan doa oleh UAS, memohon agar masyarakat Riau diberi kekuatan untuk menjadi penjaga bumi yang bertanggung jawab.
Momentum dari acara ini diharapkan bisa menjadi pijakan untuk gerakan positif dalam menjaga lingkungan hidup sebagai wujud ibadah, etika, dan peradaban. Semoga acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi semata, namun bisa menjadi pusat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam meningkatkan nilai-nilai persaudaraan kita.
