Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap tujuh tersangka yang terlibat dalam jaringan penyuplai senjata api dan amunisi ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dalam pengembangan jaringan sebelumnya, penyidik mengidentifikasi peran tujuh pelaku tersebut. Kapolda Papua, Irjen Patrige Renwarin, menjelaskan kolaborasi operasi antara Kapolda Papua Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda DIY dalam penangkapan tersebur. Tersangka yang diamankan yakni YE, TW, MH, MK, P, ES, dan AP.
Operasi ini bertujuan untuk memberantas penyelundupan senjata ke Papua dan tidak memberi ruang bagi pihak-pihak yang mencoba memasok senjata ke kelompok bersenjata. Penangkapan tersebut terjadi dalam rentang waktu 6 hingga 9 Maret 2025. Masing-masing tersangka memiliki peran khusus dalam penyediaan senjata, mulai dari dana, pembelian, penyelundupan, hingga pembuatan senjata api rakitan.
Selama operasi, penyidik berhasil menyita 17 senjata api, termasuk laras panjang, laras pendek, dan senjata rakitan, beserta 3.573 butir amunisi. Selain senjata, ditemukan pula peralatan perakitan, bahan peledak, komponen senjata, dan uang tunai sejumlah Rp369 juta. Para tersangka dijerat dengan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 jo Pasal 55 KUHP.
Patrige juga mengonfirmasi bahwa senjata dan amunisi yang disita sebelumnya adalah buatan PT Pindad. Pengecekan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan asal-usul senjata tersebut. Hal ini mengisyaratkan akan adanya kolaborasi yang lebih luas dalam kasus ini. Penangkapan tersebut juga mencakup pecatan anggota TNI Kodam XVIII Kasuari di Papua Barat.
